image
KISAH SIWAK | Tentara Muslim Yang Dikira Kanibal

KISAH SIWAK | Tentara Muslim Yang Dikira Kanibal




Satu kisah unik tentang keistimewaan orang-orang yang mengamalkan siwak.Pada kurun abad ke-8H,kerajaan Islam di bawah pemerintahan Abbasiyyah telah menyebarkan ajaran Islam ke seluruh pelosok Bumi hingga ke daerah Samarkand (ibu kota negara Uzbekistan sekarang). Mereka mulai menjangkau daerah tersebut setelah sebelumnya berhasil menguasai wilayah-wilayah disekitar Samarkand yang juga berbatasan dengan Cina. Suatu saat, pasukan muslim mengalami kesulitan untuk dapat menembus benteng pertahanan musuh yang terdiri dari barisan tentara disepanjang pintu dan dinding kota. Benteng tentara tersebut sangat sulit ditembus dan dirobohkan hingga peperangan berlanjut beberapa waktu lamanya tanpa ada yang menang atau kalahSituasi ini tentu saja meresahkan panglima pasukan Islam pada saat itu. Hingga suatu ketika panglima pasukan Islam dari Bani Abbasiyah itu melakukan penyidikan dengan mengumpulkan seluruh pasukannya di suatu kawasan dan kemudian bertanya,“Adakah di antara kalian yang pernah meninggalkan shalat fardhu?” Mereka berkata,

”Tidak!”

Tak ada satupun dari mereka yang berdiri mengakui kesalahannya.

“Apakah ada di antara kalian yang pernah meninggalkan shalat dhuha?”

Dan kembali tidak ada satu pasukan pun yang berdiri.

“Atau apakah ada di antara kalian yang pernah meninggalkan shalat tahajud (qiyamullail)?”

Ternyata juga tidak! Tidak ada satu pun yang meninggalkan shalat sunnah terberat ini.

.

Semua pasukan Islam masih duduk pada posisinya, tidak ada seorangpun yang berdiri mengakui kesalahannya meninggalkan shalat-shalat tersebut karena memang tidak ada. Sesaat kemudian, setelah berfikir dan bertanya pada diri sendiri, barulah mereka sadar bahwa sepanjang peperangan berlangsung sekian lama, sebagian besar dari pasukan Islam kehilangan kayu siwak mereka hingga terlupakan untuk melaksanakan amalan sunnah bersiwak ketika berwudhu dan shalat. Mengetahui kealpaan tersebut, panglima pasukan Islam segera memerintahkan menebang pohon untuk membuat siwak. Semua pasukan menuruti perintah ini. Mereka berbondong-bondong mencari pohon yang kayunya bisa dipakai untuk bersiwak lalu menebangnya kemudian dibuatlah siwak.Setelah itu mereka semua bersiwak dengan kayu dari pohon yang sudah mereka tebang tadi. Tidak lama kemudian, muazzin mengumandangkan adzan dan seluruh pasukan siap sedia menunaikan shalat berjamaah. Setelah itu pasukan bersiap untuk menyerang kembali kota tersebut. Kota yang sebelumnya begitu sulit ditembus ternyata kali ini kosong melompong.

.

Para tentara pasukan Bani Abbasiyah menjadi heran mendapati kota tersebut sudah tidak berpenghuni. Akhirnya dengan mudah kota bisa dikuasai oleh para pasukan Islam pada saat itu. Selanjutnya pasukan Islam berhasil pula menangkap salah satu dari pasukan musuh dan melakukan penyelidikan atas kejadian aneh tersebut.

.

Usut punya usut, ternyata saat semua pasukan muslim sedang menebang pohon lalu bersiwak, ada pasukan mata-mata musuh yang mengintip mereka. Ketika itu, mata-mata tersebut menyelinap masuk ke kemah tentara Islam untuk mengintip dan mendapatkan berita tentang kegiatan tentara muslim yang saat itu sedang beramai-ramai menjalankan sunnah bersiwak sebelum melaksanakan shalat.

.

Pengintip tersebut melihat pasukan Islam sedang siap-siap menunaikan shalat dan tiba-tiba hatinya menjadi gemetar dan menggigil ketakutan.Kemudian mata-mata tersebut segera berlari kembali kepada pasukannya untuk membawa satu berita yang dahsyat. Berita apakah yang sangat ditakutkan tersebut ?

“Sesungguhnya musuh kita bukanlah sembarangan manusia. Aku lihat orang Islam sekarang ini sedang mengasah gigi-gigi mereka dengan kayu untuk memakan kita semua satu persatu. Bersiaplah kalian semua menjadi santapan mereka!”

Demikian sang mata-mata tersebut menyampaikan hasil pengamatannya terhadap aktifitas pasukan muslim.

.

Berita itu tentu saja sangat mengejutkan dan menggetarkan nyali pasukan musuh yang saat itu sedang menguasai kota. Mereka mengira bahwa perbuatan bersiwak yang sedang dilakukan oleh para tentara muslim adalah kegiatan mengasah sesuatu yaitu gigi para pasukan Islam tersebut untuk digunakan menghabisi musuhnya nanti. Mereka tidak mengenal Islam dan menganggap tentara Islam adalah sejenis orang yang suka memakan daging manusia (kanibal).

.

Akibatnya mereka segera mundur teratur dari medan perang dengan mengosongkan kota. Berkat bersiwak, pasukan Islam berhasil menawan kota tersebut dengan cepat dan mudah.

.

[Sumber : Buku Syeikh Hamid Ahmad Tahir, berjudul Qasas as Soilihin]
Advertisement
This Is The Oldest Page
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar